Wapres: "Tentara Asing Cukup 1 - 3 Bulan Saja di Aceh"
(KBR 68H - 13 Januari 2005) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan keberadaan militer asing cukup satu hingga dua bulan ke depan. Dia beralasan keberadaan militer asing beserta peralatannya membutuhkan biaya yang mahal. Selain itu bantuan dari militer asing dalam dua bulan ke depan tidak diperlukan lagi karena Kalla meyakini jalan dan infrastruktur lain sudah bisa digunakan.
Dengan begitu keberadaan peralatan militer asing seperti helikopter tidak diperlukan lagi. Jusuf Kalla juga mengatakan Posko Penanggulangan Bantuan Aceh dan Sumatera Utara telah memberangkatkan dua ribu pekerja bangunan ke Aceh.
Alasannya mengirim para pekerja bangunan karena TNI tidak terbiasa menggunakan peralatan bangunan seperti cangkul. Para pekerja bangunan itu akan ditugasi membersihkan kota dan evakuasi jenasah.Sikap pemerintah ini mendapatkan banyak tentangan dari kalangan LSM dan relawan yang bekerja di Aceh.
Pernyataan Kalla itu berbeda dengan pernyataan Tentara Nasional Indonesia. Lewat Juru Bicaranya, Syafrie Syamsudin, TNI berencana menambah jumlah pasukannya di Aceh hingga berjumlah mendekati 50 ribu pasukan. Dikutip dari Associated Press, jumlah pasukan yang akan dikirim mencapai 10 ribu orang.
Syafrie Syamsuddin mengatakan, prajurit baru ini, akan bekerja dalam operasi kemanusiaan, termasuk membersihkan kota. Ia menjelaskan, pasukan tambahan tersebut tidak akan digunakan untuk melawan Gerakan Aceh Merdeka GAM. Syafrie menjelaskan, 12 batalion akan dikirim dalam bulan-bulan mendatang. Ia tidak menjelaskan tengat waktunya. Jumlah pasukan dalam batailion tersebut bervariasi, dari ratusan sampai seribu buah. Pasukan tersebut juga akan digunakan untuk mengumpulkan jenazah yang masih ada. Nantinya, mereka akan dikerahkan untuk tugas rehabilitasi dan rekonstruksi.
