Halaman Depan   Laporan Utama   Tajuk 68H   Profil 68H   Agenda 68H

Friday, January 14, 2005

Alwi Shihab: "Mana Harga Diri Bangsa?"

Pernyataan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat(MENKOKESra) Alwi Shihab mengenai relawan militer asing di Aceh, kepada 68H.

Anda berada di Aceh, dan melihat langsung kondisi di sana. Kalau melihat kondisi obyektif di lapangan, apakah realistis memberi batas waktu hanya 3 bulan saja bagi tim relawan militer negara sahabat untuk menjalankan misi kemanusiaan di Aceh?

Ya, saya kira kalau kekuatan militer, saya kira bisa tiga bulan, kita bisa, Insya Allah bisa selesai. Yang pasti kita sudah bisa menjangkau lokasi-lokasi itu dengan darat dan laut. Dengan begitu, kita sudah tidak sangat bergantung lagi dengan bantuan pesawat-pesawat asing. Lalu medical team yang sifatnya militer juga mungkin kita sudah bisa kita tangani, dengan medical tim dari sipil, karena banyak volunteer-volunteer yang sipil. Kita juga sudah harus punya kerangka waktu yang memadai.

Sejumlah kalangan dari dalam negeri termasuk warga dan tokoh Aceh menyesalkan keputusan pemerintah memberi batas waktu, karena target waktu ditentukan tanpa melihat situasi obyektif yang ada di lapangan. Padahal bantuan asing masih sangat dibutuhkan disana. Apa kita tidak sebaiknya menunggu sampai yakin betul bahwa situasi bisa kita atasi sendiri, baru kemudian meminta mereka keluar dari Aceh ketimbang menetapkan waktu sejak sekarang, padahal situasinya masih porak poranda di Aceh?

Kalau dikatakan porak poranda, tidak juga. Semuanya ada kemajuan. Dan kalau sudah ada relokasi, keadaan sudah tenang. Relokasi sudah bisa dicapai seperti tadi saya katakan, melalui darat dan laut. Kalau Anda mendengar pernyataan dari satu pihak, keputusan apapun dari pemerintah itu pasti ditanggapi kontroversial. Anda tidak mendengar orang-orang yang mengatakan, kenapa Indonesia tergantung dengan militer asing? Aceh sudah dijajah? Mengapa Amerika masuk? Mengapa tidak ada waktu yang ditetapkan kepada mereka? Apa Anda tidak mendengar seperti itu? Kita obyektif saja, anda tidak mendengar itu?

Ada reporter kita di Banda Aceh dan kita sempat bicara dengan warga yang sebetulnya masih menginginkan adanya bantuan dari tim relawan dan minta tidak ada pembatasan.

Begini, kita tidak membatasi relawan. Silakan seribu dua ribu, kalau dia sipil silakan. Kita tidak bilang (relawan) tidak boleh. Yang ada di Banda Aceh tidak semua militer. Di sini relawan yang membawa bantuan itu bukan relawan militer. Yang militer itu yang menggunakan pesawat-pesawat helikopter. Jadi kita bisa pakai sipil.

Jadi jangan dianggap dengan ini bantuan itu langsung diputus, itu tidak betul. Saya rasa Anda tahu persis, yang dimaksudkan disini adalah relawan militer, bukan sipil. Kalau ada bantuan sipil silakan. Mau dua ribu, mau tiga ribu, mau lima ratus ribu.

Tolong beritahu, yang dibutuhkan adalah relawan sipil. Militer itu digunakan pada masa awal karena mereka itu untuk tanggap darurat. Kita butuh relawan militer, karena waktu itu action yang cepat itu militer, Pak. Kalau sipil kan lelet.

Dua hari lalu Panglima TNI Endriartono Sutarto menolak permintaan Presiden untuk mengirimkan tambahan personil TNI ke Aceh? kalau begitu, bagaimana kita bisa berharap pada TNI untuk mengisi peran tim relawan militer asing di Aceh ?

Saya tidak mendengar TNI menolak itu. Ada skema lain yang juga bisa mengisi dengan yang 3 ribu personil TNI itu. Jadi Anda jangan menganggap hanya militer yang bekerja di Aceh ini, militer itu bekerja untuk transportasi. Jadi bukan semuanya dikerjakan militer. Saya, Alwi Shihab bukan militer.

Ini hanya soal dignity, harga diri bangsa pak. Jangan sampai orang bilang, waduh... Indonesia kok mengizinkan lebih dari tiga bulan ya? Itu militer asing, pilot-pilot asing, berada di Aceh seenaknya. Kesana bisa, kesini bisa. Dimana harga diri bangsa? Bangsa ini sudah seperti dijajah ? Amerika sudah bisa masuk kesana kemari. Suara-suara seperti itu juga harus dihormati, Pak.

Jadi ini juga mencambuk kita agar sebelum tanggal 26 Maret, kita bisa mengucapkan terima kasih kepada militer asing. Kalau mau mengirim relawan lagi, kirim yang sipil saja deh, dokter-dokter yang sipil. Kita juga membutuhkan bantuan dokter-dokter dari negara lain, yang sipil.

Selain soal batas waktu, TNI juga menetapkan ada beberapa wilayah yang tidak boleh dimasuki oleh relawan dan juga jurnalis asing. Kenapa muncul aturan seperti ini?

Jadi begini, masalahnya bukan me-restriksi, bukan melarang. Kita mau mengatur. Karena begini, seandainya satu saja orang asing ini meninggal apalagi ada hubungannya dengan PBB, Anda ingat kasus di Atambua dulu? PBB langsung menyatakan menarik diri dari tempat itu. Apa yang terjadi kalau PBB menarik diri sedangkan kita sekarang ini membutuhkan bantuan- bantuan yang banyak sekali disalurkan melalui PBB.

Taruhlah Jepang, 250 juta dollar itu ditulis dalam bantuannya. Bantuan disalurkan melalui PBB. Kalau ada yang meninggal siapa yangg bertanggung jawab? Kita katakan kalau daerah-daerah yang dianggap rawan kita antar. Kalau Anda mau melihat, kita antarkan, tidak ada masalah. Tapi kalau seandainya Anda berkeliaran tahu-tahu ada orang yang tidak bertanggungjawab menembak you, siapa yg bertanggungjawab pak? Kita mau katakan "bukan tanggungjawab kita", jelas tidak bisa. Kita sebagai host, sebagai tuan rumah, jadi you harus tanggungjawab ini keselamatan mereka.

Data terakhir menyangkut relokasi warga aceh seperti apa?

Saya kira dari hari ke hari pasti ada kemajuan tapi juga masih banyak yang harus dilakukan. Yang paling penting sekarang ini, bagaiman kita bisa mendirikan relokasi center atau pusat-pusat penampungan bagi para pengungsi. Karena dengan adanya relokasi center ini, kita bisa menjamin kehidupan yang lebih nyaman dan sudah menjadi semi permanen. Nantinya tidak tinggal di tenda lagi, tapi di barak-barak.

Ini yang kita sekarang sedang kejar, mudah-mudahan dalam waktu sebulan ini kita sudah bisa selesai dengan konstruksi itu, dan dengan demikian, kita sudah bisa mengajak para pengungsi pindah.

Apa yang kini sudah dibangun untuk mencapai tujuan tersebut?

Proses perataan tanah sudah dimulai, sekarang kita sudah pesan kayu-kayu untuk membangun barak kayu. Persiapan air bersih juga sudah kita lakukan. Mudah-mudahan dalam waktu satu bulan, dan ini juga tergantung dari cuaca. Mudah-mudahan hujan tidak menguyur terus seperti sekarang ini. Dengan demikian ada banyak hal yang bisa lakukan, misalnya mereka yang menempati sekolah-sekolah itu bisa pindah ke barak.

Mereka yang berada di daerah-daerah yang jauh yang terkadang emergency aids agak sulit dicapai kecuali dengan jalur udara seperti dengan helikopter. Kendala seperti itu bisa kita atasi dengan adanya relokasi. Disamping itu, kita juga mengumpulkan mereka di relokasi, sehingga kita tidak perlu terlalu sering terbang dengan helikopter.

Dengan demikian, kita tidak pun tidak perlu terlalu bergantung dengan helikopter-helikopter asing. Itu kan dignity, harga diri bangsa kita juga.Tapi selama mereka belum direlokasi, saya rasa kita masih bergantung kepada bantuan-bantuannya terutama helikopter. (C)