Halaman Depan   Laporan Utama   Tajuk 68H   Profil 68H   Agenda 68H

Friday, January 21, 2005

Sepeninggal Militer Singapura, Penanganan Pengungsi di Meulaboh Bisa Lebih Berat

(KBR 68h - 21 Januari 2005) Relawan di posko pengungsian di Meulaboh Aceh Barat menilai kondisi penanganan kemanusiaan akan lebih berat, setelah militer Singapura meninggalkan Meulaboh hari ini. Taufan, relawan dari Posko Peduli Bencana di Meulaboh menjelaskan, tenaga asing yang terasa berguna secara signifikan adalah tenaga medis yang bersedia menginap di tempat-tempat pengungsian. Militer asing juga selama ini sangat membantu di bidang distribusi logistik.

"Sebenarnya, kondisinya akan makin berat. Karena kita masih membutuhkan medis dan bantuan dari luar," ujar Taufan. Ia menambahkan,"Tenaga medis yang dibutuhkan adalah yang bisa terjun ke kamp pengungsi, bukan hanya tinggal di kota."

Sepeninggal militer Singapura di Meulaboh, menurut Taufan, para relawan lokal yang ada di sana akan meningkatkan kinerja masing-masing dari tiap kelompok yang ada. Menurut Taufan, kebutuhan obat-obatan dan tenaga medis masih sangat tinggi di kamp pengungsian di Meulaboh. Untuk logistik, bahan makanan yang dibutuhkan saat ini adalah beras, bukan lagi mi instan. Relawan juga tengah memikirkan cara membangun sekolah darurat supaya anak-anak di tempat pengungsian bisa tetap belajar.