Pengamat: "Tak Ada Alasan Kuat Untuk Menolak Pemotongan Utang"
(KBR 68H - 11 Januari 2005) - Pemerintah seharusnya bisa meminta pemotongan utang karena skema Paris Club memungkinkan hal itu dilakukan hingga 90 persen. Bekas sekretaris executive INFID, Bini Buchori menyayangkan langkah pemerintah yang tidak mengambil kesempatan tersebut dengan hanya meminta moratorium atau penundaan pembayaran utang.
Menurut dia pemerintah masih terlalu mengkhawatirkan hubungan dengan lembaga multilateral padahal para kreditor memberikan peluang pemotongan tersebut. Bini Buchori menyebut permintaan moratorium hanya akan menguntungkan kreditor dan itu merupakan kesalahan pemerintah Indonesia.
Bini Buchori mengatakan pemerintah tak punya alasan kuat sebenarnya untuk menolak tawaran pemotongan utang dari para kreditor. Para kreditor memiliki kepentingan politik yang seharusnya direspon dengan kepentingan politik pula. Bini menyayangkan sambutan itu tidak diambil dengan cermat oleh pemerintah. Tapi kejutan masih bisa terjadi di satu hari menjelang paris club besok karena pemerintah Jerman, Inggris dan Jepang belum menarik tawaran untuk memberikan potongan utang kepada Indonesia.
Pertemuan Paris Club akan berlangsung besok. Sejauh ini negara-negara kreditor menyepakati moratorium pembayaran utang bagi negara-negara korban gempa dan tsunami. Untuk Indonesia, pembekuan atas pembayaran utang 2005 akan membuat pemerintah mendapatkan sumber tambahan untuk bantuan dan rekonstruksi Aceh dan sebagian sumatera utara sebesar 3 milyar dollar amerika. Sementara utang Indonesia kepada Paris Club mencapai 4`,5 milyar dollar AS, atau lebih dari 374 trilyun rupiah.
