Human Right Working Group: "TNI Khawatir Kehilangan Dominasi Militer di Aceh"
(KBR 68H - 11 Januari 2005) - Lagu lama soal ancaman Gerakan Aceh Merdeka kembali digaungkan Tentara Nasional Indonesia. Lagu lama yang menurut Koordinator Human Rights Working Grup, Rafendi Djamin justru akan mencoreng citra TNI di mata internasiona saat Media internasional terbuka untuk melakukan monitoring atau pantauan terhadap kegiatan kemanusiaan yang terjadi di Aceh.
Rafendi mengungkapkan dua alasan yang mungkin berada dibelakang gaung TNI tentang GAM. Pertama soal kekhawatiran bahwa TNI akan kehilangan dominasi militer di wilayah tersebut, sehingga TNI sibuk mengambil alih fungsi kontrol dan distribusi bantuan. Kedua adalah ketakutan atas klaim TNI sendiri untuk melindungi para relawan baik lokal maupun internasional.
Rafendi mengatakan seharusnya TNI saat ini fokus saja pada masalah kemanusiaan karena toh sejak awal GAM mengatakan tidak akan melakukan serangan pasca bencana ini. Sementara itu pernyataan Penglima TNI Endriartono Sutarto soal genjatan senjata dengan Gam sangat berbeda dengan kondisi dilapangan ketika TNI mulai kembali mengatur segala kegiatan yang berlangsung di ACEH.
Endriartono Sutarto sebelumnya menuding GAM menjarah bantuan kemanusiaan yang mengalir untuk warga Aceh. Sejauh ini belum ada laporan dari lembaga bantuan kemanusiaan tentang gangguan keamanan disana. Menteri Luar Negeri Hasan Wirajud di London, Inggris mengatakan, telah ada kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan GAM, supaya GAM tidak mengganggu bantuan kemanusiaan yang masuk ke Aceh. Perdana Menteri GAM Malik Mahmud telah membantah adanya kesepakatan ini.
