Halaman Depan   Laporan Utama   Tajuk 68H   Profil 68H   Agenda 68H

Monday, January 10, 2005

Hari Ini, Aktivitas Sekolah di Aceh Mulai Berjalan

(KBR 68H - 10 Januari 2005) - Beberapa sekolah di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darusalam hari ini memulai aktivitasnya. Seperti dilaporkan Syafri Muarif, Reporter Radio Jaringan 68H di Banda Aceh, Prima FM.

Sementara Rony Sitanggang dari Meulaboh, Aceh Barat melaporkan sejumlah sekolah juga telah memulai aktivitasnya. Aktivitas dimulai di beberapa daeraah Aceh Barat yang tidak terkena dampak tsunami, namun untuk kota Meulaboh dan sejumlah daerah di pesisir pantai barat Sumatera, sejumlah anak baru memulai sekolahnya pada pekan depan.

Dari Posko Pusat penanggulangan bencana gempa dan Tsunami di Medan, Sumatera Utara juga dilaporkan, Pemerintah akan membangun 2 ribuan tenda di lahan seluas 20 hektare untuk pengungsi di Aceh Barat. Seperti dilaporkan Reporter 68H di Medan, Bahri.

Dari Banda Aceh Taufik Wijaya juga melaporkan pada 21 januari mendatang, kota Banda Aceh diyakini bisa bersih dari jenasah dan puing bangunan yang masih berserakan di tengah kota hingga saat ini. Kepala staf tim nasional penanggulangan bencana Aceh Budi Atmadi mengatakan, untuk mengoptimalkan pembersihan puing bangunan dan evakuasi jenasah, anggota TNI akan bekerja dalam dua shift. Sedangkan para relawan hanya bekerja pada siang hari. Dilaporkan juga, pesawat SkyHawk milik militer Amerika Serikat, pagi tadi jatuh di dekat bandara Iskandar Muda banda aceh. Pesawat itu rencananya akan mengirim bantuan ke Aceh Barat. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu.

Sementara, Satuan Tugas Perlindungan Anak Kementrian Pemberdayaan Perempuan akan membentuk pusat anak-anak atau Children Center yang menangani nasib anak-anak Aceh selanjutnya di tempat-tempat pengungsian akibat tsunami. Koordinator Satuan Tugas Perlindungan Anak Tubagus Rachmat Sentika menjelaskan, Pusat untuk Anak-anak ini diharapkan bisa mempertemukan kembali anak-anak dengan orang tua atau kerabat yang masih ada. Mereka juga meminta stasiun televisi untuk menghentikan tayangan penguburan korban tsunami dengan menggunakan alat-alat berat. Total jumlah anak-anak Aceh yang meninggal akibat gempa dan tsunami 26 Desember lalu diperkirakan mencapai 30 ribu anak. Sementara jumlah anak-anak yang berada di pengungsian bisa mencapai 300 ribu anak. Sebelumnya, Lembaga PBB untuk anak Unicef juga melakukan tindakan yang sama untuk mengobati trauma anak-anak korban gempa dan tsunami.