Pemda Jakarta: "Siap Antisipasi Ancaman Banjir"
(KBR 68H - 18 Januari 2005) - Pemerintah Propinsi Jakarta menyatakan siap mengantisipasi ancaman banjir yang diperkirakan akan datang, pertengahan bulan ini. Sekretaris Satuan Koordinasi dan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Propinsi Jakarta, Soebagyo mengatakan, pemerintah telah menyusun delapan langkah guna menghadapi banjir, Oktober lalu. Beberapa langkah diantaranya adalah, pemantauan secara kontinyu 12 pintu air, sosialisasi terhadap masyarakat soal bahaya banjir, koordinasi dengan sejumlah instansi terkait serta latihan personilnya di beberapa titik rawan banjir .
"Antisipasi, jauh-jauh hari sudah kita lakukan. Bulan Oktober kita sudah persiapkan, dimana kita melakukan kegiatan Pekan Sadar Bencana. Kita juga mengadakan pertemuan, seminar dengan para pakar, bagaimana menangani keadaan darurat. Kita juga sudah meng-appeal unsur-unsur yang dapat kita libatkan kalau terjadi bencana. Sampai dengan hari ini, kita terus monitor terus-menerus. Setiap tiga jam kita informasikan," kata Soebagyo.
Ia mengakui, ancaman banjir di Jakarta akan selalu menghampiri ibukota. Pasalnya kondisi geografis Jakarta tidak menguntungkan, yakni berada di bawah permukaan air laut dan dilintasi oleh sungai. Oleh karenanya, sejumlah sarana dan prasarana seperti sumur pompa dan waduk harus segera dibenahi. Menurut dia, dengan pembenahan sarana itu, maka secara berkala maka 78 daerah rawan banjir di Jakarta dapat diatasi. Ia menambahkan penanggulangan masalah banjir ini juga memerlukan proses dan waktu yang cukup panjang, yakni sekitar tiga hingga empat tahun. Saat ini melalui pembangunan proyek banjir kanal timur memasuki tahun kedua dan memakan biaya sebesar 14 Triliun rupiah.
