Halaman Depan   Laporan Utama   Tajuk 68H   Profil 68H   Agenda 68H

Saturday, January 22, 2005

Farhan Hamid: "Relawan Asing Masih Dibutuhkan di Aceh"

(KBR 68H - 22 Januari 2005) - Kehadiran relawan dan militer asing di Nangroe Aceh Darussallam masih dibutuhkan saat ini dan dengan besarnya bencana yang dihadapi harus diakui bahwa Indonesia tak bisa menanggulanginya sendiri.

Anggota Tim Monitoring Tanggap Darurat Aceh di DPR, Ahmad Farhan Hamid mengaku khawatir bila relawan asing ini terlalu cepat meninggalkan Aceh. Menurut dia meski kondisi sudah membaik tapi belum maksimal. Karena itulah tidak perlu dipatok waktu soal keberadaan asing di Aceh, sebagian relawan malah sangat dibutuhkan untuk konsultasi kejiwaan pengungsi paling tidak hingga 6 bulan kedepan.

"Tetapi, saya punya keyakinan, sejumlah relawan asing itu masih tetap diperlukan, terutama untuk proses conseling, untuk memperbaiki trauma, dan sebagainya. Beberapa orang mungkin bisa tinggal selama enam bulan. Tapi, itu tergantung situasi di lapangan. Saya terus terang risau, kalau relawan asing mau meninggalkan Aceh. Saya baru pulang dari Meulaboh, Aceh Barat, situasinya sudah mulai membaik. Hanya saja belum optimal," kata Farhan Hamid.

Ahmad Farhan mengatakan tidak perlu ada kecurigaan berlebih soal keberadaan relawan maupun militer asing di Aceh. Mereka datang atas nama kemanusiaan yang lambat laun memang harus meninggalkan aceh karena keterbatasan fisik. Ketika itu terjadi seharusnya pemerintah, relawan dan militer Indonesia sudah mampu menangani masalah di Aceh secara mandiri.

Sebelumnya pemerintah Indonesia memasang tenggat waktu 26 maret sebagai batas akhir kehadiran militer asing di Aceh. Kemudian pernyataan itu diralat dan tidak disebutkan adanya pembatasan waktu tersebut. Namun relawan asing mulai meninggalkan aceh seperti militer Singapura di Meulaboh. Kehadiran mereka diakui relawan lokal sangat membantu khususnya dalam hal kesehatan dan distribusi logistik. Sementara itu militer Amerika akan menarik mundur pasukannya dari seluruh wilayah gempa dan tsunami dalam waktu dua bulan. (kks/nit)