GAM di Swedia Tetap Buka Pintu Perundingan Damai
(KBR 68H - 22 Januari 2005) - Gerakan Aceh Merdeka, GAM tidak pernah menuntup pintu dialog untuk menyelesaikan masalah Aceh sebaik-baiknya. Tetapi saat ini yang paling penting adalah membantu para korban selamat dari gempa dan Tsunami di Aceh.
Juru bicara GAM di Swedia, Bahtiar Abdullah mengatakan hingga saat ini belum ada langkah kongkrit untuk melanjutkan dialog dengan pemerintah Indonesia. Ia menyayangkan situasi yang terjadi dilapangan yang masih terus terjadi pertempuran di beberapa tempat. TNI bahkan mengaku telah membunuh 120 anggota GAM yang menurut Bahtiar adalah warga sipil Aceh.
"Kami tidak pernah menutup pintu dialog, untuk mencari jalan penyelesaian Aceh secara sebaik-baiknya. Tapi, komitmen kami adalah, memfokuskan dulu bagaimana membantu saudara-saudara kita yang menjadi korban tsunami. Kami belum melihat ada langkah-langkah konkrit, bahwa akan ada pertemuan damai. Di lapangan, kami masih melihat pertempuran-pertempuran di beberapa tempat," kata Bachtiar Abdullah.
Kabar sebelumnya menyebutkan GAM dan TNI akan bertemu ditempat negara mediator hari kamis pekan depan. Namun juru bicara GAM di Swedia, Bahtiar Abdullah mengatakan hingga hari ini GAM belum mendapatkan informasi mengenai pertemuan tersebut. Namun bila tawaran resmi untuk berdialog disampaikan oleh Indonesia, Bahtiar mengatakan Gam akan menyambutnya dengan menyesuaikan waktu dan tempat yang disepakati dua pihak.
Sementara itu kejaksaan distrik stockholm Tomas Lindstrand mengatakan tidak akan menghentikan proses hukum para petinggi GAM yang telah bersedia melakukan perundingan damai dengan pemerintah Indonesia. Ia tetap tidak akan mengabulkan permintaan untuk menghentikan proses hukum tersebut. Bahtiar Abdullah mengaku tak ada proses hukum yang dilakukan terhadap pemimpin GAM di Swedia karena tak pernah ada bukti kuat yang mendukung tuduhan pelanggaran hukum apapun. (kks/nit)
