Depkes Revisi Jumlah Korban Meninggal di Aceh
(KBR 68H - 27 Januari 2005)-Departemen Kesehatan, meralat jumlah korban tewas akibat bencana gempa dan tsunami di Nangro Aceh Darussalam dan Sumatra Utara. Sebelumnya, jumlah korban tewas disebutkan mencapai 170 ribu orang. Namun, setelah mengubah cara penghitungan, yaitu dengan menghitung jenazah yang telah dikuburkan, ternyata jumlah turu, yaitu 96 ribu jiwa.
Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari mengatakan, jumlah korban yang dinyatakan hilang, meningkat, dari 132 ribu orang, menjadi 228 ribu orang. Jika setelah setahun, belum diketemukan, maka mereka akan dinyatakan meninggal.
Sekretaris Bencana Gempa dan Tsunami Departemen Kesehatan, dr Dotty Indrasanto mengatakan, sampai tiga hari lalu Depkes baru mengeluarkan data perkiraan meninggal. Sedangkan versi terbaru dihitung berdasarkan korban meninggal yang sudah dimakamkan. Dengan sistem penghitungan sekarang, Dotty mengakui jumlah korban tewas akan terus bertambah.
Dotty mengatakan, versi hingga tiga hari lalu, prakiraan korban meninggal mencapai sekitar 173 ribu. Tetapi, Depkes kemudian menghitung jumlah korban yang benar-benar meninggal, yang sudah dimakamkan, yaitu 95.992 jiwa di Aceh, dan 132 di Sumatra Utara. "Jadi hanya sudut pandangnya saja yang berbeda. Kalau dulu, prakiraan, tapi saat ini kita menghitung yang betul-betul meninggal. Kita memakai actual body count, betul-betul dihitung. Bukan berarti yang meninggal hanya itu, tetapi itu yang betul-betul meninggal," kata Dotty.
Menurut ia, masih ada 132 ribu yang hilang. Korban hilang, jika sudah tiga minggu, masih dianggap hilang. Dari jumlah itu, kemungkinan ada yang mengungsi dan ada yang meninggal, atau di luar Aceh. "Jumlah itu belum kami validasi," katanya. Dengan jumlah itu, maka jumlah yang meninggal dan hilang, berjumlah total 220 ribu.
Prakiraan jumlah meninggal, didasarkan pada informasi Departemen Dalam Negeri di Aceh, Sumatra Utara dan Jakarta. Saat itu, hasil penghitungan di lapangan yang didasarkan pada perkiraan. Sementara, Departemen Kesehatan, awalnya memperkirakan jumlah korban meninggal melalui penghitungan kalkulasi, misalnya jumlah penduduk di suatu kecamatan, dikurangi jumlah warga yang selamat, maka hasilnya adalah korban yang meninggal atau hilang. Departemen Kesehatan, kemudian merilis penghitungan actual body count, berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Nasional (Bakornas) Penanggulangan Bencana. (ags)
