Halaman Depan   Laporan Utama   Tajuk 68H   Profil 68H   Agenda 68H

Wednesday, January 19, 2005

Tanggal 26 Desember Diusulkan Sebagai ‘Hari Tsunami’

(KBR 68h - 19 Januari 2005) Usulan supaya tanggal 26 Desember diperingati sebagai Hari Tsunami disambut baik. Pakar tsunami dari Institut Teknologi Bandung ITB, Nanang Puspito menjelaskan, momentum tanggal 26 Desember itu diperlukan untuk mengingatkan warga Planet Bumi bahwa sebagian dari kita hidup berdekatan dengan bencana. Menurut Nanang, antisipasi terhadap bencana tsunami mesti terus dilakukan lewat hal-hal teknis, seperti pembuatan sistem peringatan dini. Selain itu, perlu juga pendidikan kepada masyarakat luas tentang tsunami, untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat.

"Menurut saya pribadi, itu bisa dimulai sejak dini dan tak harus dalam kurikulum resmi. Misalnya dari usia TK atau playgroup, mulai diajarkan bagaimana peduli kepada bencana dan sesama yang menjadi korban," tutur Nanang.

Usulan menjadikan tanggal 26 Desember sebagai Hari Tsunami datang dari konferensi internasional tentang tsunami di Kota Kobe, Jepang. Alasannya, supaya bencana itu bisa terus mengingatkan orang dan membuat kita semua menjadi lebih siap menghadapi gelombang pembunuh itu di masa mendatang. Gagasan ini didukung Direktur Pusat Informasi Tsunami Internasional UNESCO, yang menilai bencana tsunami di Asia itu perlu diingat sebagai peristiwa kewaspadaan internasional.